The Atjeh Post, Selasa, 01 Januari 2013 BOY NASHRUDDIN AGUS
SECARA historis disebutkan bahwa Aceh dulunya berbentuk kerajaan,
berdaulat, dan tidak tunduk apalagi takluk di bawah kekuasaan asing.
Beda dengan kini, Aceh hanya menjadi bagian dari sebuah wilayah yang disebut provinsi. Aceh kini adalah Aceh yang takluk pada pemerintahan sentralistik, meski dulu ia sebagai daerah yang berdaulat dengan sendirinya.
Mencermati hasil penelitian Denys Lombard, membuka kembali cakrawala masyarakat pembaca terhadap Aceh masa lalu sembari menikmati Aceh masa kini.
Buku setebal 408 halaman itu merupakan disertasi ilmiah Lombard terhadap sejarah Aceh sepanjang zaman Sultan Iskandar Muda. Asumsi awal bahwa Aceh masa Iskandar Muda adalah sebuah kuasa berdaulat dan makmur menjadikan Lombard tertarik mengadakan penelitian tentang Aceh.
Berikut beberapa tanggal penting dalam tonggak sejarah Kerajaan Aceh:
Sekitar 1520
Tome Pires, bangsa Portugis mengarang Suma Oriental yang di dalamnya menyebutkan pertama kali keberadaan Kerajaan Achei (Aceh).
1521
Kemenangan Ali Mughayat Syah atas armada Portugis di bawah kepemimpinan Jorge de Brito.
1524
Samudera Pasai dikuasai Ali Mughayat Syah.
7 Agustus 1530 M/936 H
Wafatnya Ali Mughayat Syah pendiri Aceh; Salahuddin menjadi Raja Aceh.
1537
Ekspedisi Salahuddin melawan Malaka.
Sekitar 1539 M/945-6 H
Salahuddin turun tahta; Alauddin Riayat Syah al-Kahhar dinobatkan. Pada tahun ini Aceh berhasil merebut Kesultanan Deli dan kemudian pada 1540, kerajaan Deli lepas kembali dari Aceh
1547
Alauddin kalah di depan Malaka.
1562 M/971-2 H
Utusan dari Aceh ke Konstatinopel guna meminta bantuan Sultan Turki menghadapi bangsa Portugis.
1564 M/971-2 H
Aru direbut oleh Kerajaan Aceh.
1568 M/ 975-6 H
Alauddin gagal menyerang Malaka untuk kedua kalinya.
28 September 1571 M / 979 H
Wafatnya Alauddin Riayat Syah al Kahhar dan digantikan oleh Sultan Ali Riayat Syah.
1573
Usaha Aceh merebut Malaka gagal karena badai.
1575
Aceh kembali berusaha merebut Malaka.
8 Juni 1579 M/987 H
Sultan Ali Riayat Syah meninggal dunia. Terjadi krisis dinasti di Aceh. Alauddin anak Pultan Perak naik tahta. Bangsa Portugis menghancurkan armada Aceh di Kedah.
Sekitar 1583
Tun Sri Pangkat Darmawangsa alias Iskandar Muda Johan Pahlawan lahir.
1586
Alauddin dibunuh; Ali Riayat Syah (Raja Buyung) naik tahta.
1587
Aceh dan Johor bersekutu. Sementara itu, armada Don Paulo de Lyma menangkap sebuah kapal Aceh dan membebaskan lintasan lewat selat-selat.
28 Juni 1589 M/997 H
Wafatnya Ali Riayat Syah (Raja Buyung) mahkota ditawarkan kepada orang kaya Alauddin Riayat Syah II. Dia merupakan kakek Iskandar Muda.
21 Juni 1599
Kumpulan kapal de Houtman bersaudara berlabuh di pelabuhan Aceh.
1601
Syamsuddin as-Sumatrani mengarang Mirat al Mu’minin.
1602
Utusan Lancaster di Aceh; Perjanjian niaga antara Inggris dan Aceh. Utusan Portugis ke Aceh dan pedagang dari Saint Malo juga ke Aceh.
1603
Makota Raja-raja dikarang.
1604
Sultan Muda memakzulkan ayahnya Alauddin Riayat Syah dan mengambil gelar ‘Ali Ri’ayat Syah.
Sekitar 1605
Wabah busung lapar melanda Aceh.
29 Juni 1606
Bangsa Portugis menyerang Aceh melalui armada Affonse.
1607
Wafatnya Sultan Muda. Iskandar naik tahta, kompilasi tarakata atau perintah raja-raja.
1612
Deli dikepung dan berhasil direbut Sultan Iskandar Muda.
1613
Aru diserang dari laut dan berhasil direbut. Batu Sawar ibu kota Johor diserang. Utusan Best di Aceh dan berhasil meyakinkan Iskandar Muda untuk mendirikan kantor dagang Inggris di Aceh. Pembangunan Dalam (istana) Darud Dunia dan membelokkan arus sungai Darul Isyki (Krueng Daroy).
1614
Sultan Iskandar Muda membangun Masjid Raya Baiturrahman.
1615
Pertempuran tiga hari antara Aceh dengan Portugis di lepas pantai Bintan. Downton ke Aceh.
1617
Aceh menyerang Pahang untuk pertama kalinya.
1618
Pahang diserang untuk kedua kalinya dan direbut. Catatan mengenai Aceh dikarang oleh sastrawan China yang disebut Dong xi yang kao.
1619
Aceh menyerang Kedah untuk pertama kalinya.
1620
Kapal Laksamana de Beaulieu tiba di Aceh. Kedah diserang untuk kedua kalinya.
1624-5 M/1034 H
Aceh menyerang Nias.
November 1629 M/1039 H
Ekspedisi besar Kerajaan Aceh ke Malaka gagal.
24 Februari 1630 M/1039 H
Wafatnya Syekh Syamsuddin. Ia dikubur di Malaka.
1630-1 M/ 1040 H
Ekspedisi Kerajaan Aceh ke Pahang yang memberontak.
1635-6 M
Iskandar Muda mengeluarkan perintah monopoli. Ekspedisi ke Pahang yang memberontak.
27 Desember 1636 M/29 Rajab 1046 H
Wafatnya Iskandar Muda dan Iskandar Tsani naik tahta.
Selengkapnya baca tabloid mingguan The Atjeh Times edisi 31 Desember 2012- 6 Januari 2013 dengan judul cover "Iskandar Muda: Dua Wajah Sang Penakluk."
(sumber : Kerajaan Aceh karya Denys Lombard)
Beda dengan kini, Aceh hanya menjadi bagian dari sebuah wilayah yang disebut provinsi. Aceh kini adalah Aceh yang takluk pada pemerintahan sentralistik, meski dulu ia sebagai daerah yang berdaulat dengan sendirinya.
Mencermati hasil penelitian Denys Lombard, membuka kembali cakrawala masyarakat pembaca terhadap Aceh masa lalu sembari menikmati Aceh masa kini.
Buku setebal 408 halaman itu merupakan disertasi ilmiah Lombard terhadap sejarah Aceh sepanjang zaman Sultan Iskandar Muda. Asumsi awal bahwa Aceh masa Iskandar Muda adalah sebuah kuasa berdaulat dan makmur menjadikan Lombard tertarik mengadakan penelitian tentang Aceh.
Berikut beberapa tanggal penting dalam tonggak sejarah Kerajaan Aceh:
Sekitar 1520
Tome Pires, bangsa Portugis mengarang Suma Oriental yang di dalamnya menyebutkan pertama kali keberadaan Kerajaan Achei (Aceh).
1521
Kemenangan Ali Mughayat Syah atas armada Portugis di bawah kepemimpinan Jorge de Brito.
1524
Samudera Pasai dikuasai Ali Mughayat Syah.
7 Agustus 1530 M/936 H
Wafatnya Ali Mughayat Syah pendiri Aceh; Salahuddin menjadi Raja Aceh.
1537
Ekspedisi Salahuddin melawan Malaka.
Sekitar 1539 M/945-6 H
Salahuddin turun tahta; Alauddin Riayat Syah al-Kahhar dinobatkan. Pada tahun ini Aceh berhasil merebut Kesultanan Deli dan kemudian pada 1540, kerajaan Deli lepas kembali dari Aceh
1547
Alauddin kalah di depan Malaka.
1562 M/971-2 H
Utusan dari Aceh ke Konstatinopel guna meminta bantuan Sultan Turki menghadapi bangsa Portugis.
1564 M/971-2 H
Aru direbut oleh Kerajaan Aceh.
1568 M/ 975-6 H
Alauddin gagal menyerang Malaka untuk kedua kalinya.
28 September 1571 M / 979 H
Wafatnya Alauddin Riayat Syah al Kahhar dan digantikan oleh Sultan Ali Riayat Syah.
1573
Usaha Aceh merebut Malaka gagal karena badai.
1575
Aceh kembali berusaha merebut Malaka.
8 Juni 1579 M/987 H
Sultan Ali Riayat Syah meninggal dunia. Terjadi krisis dinasti di Aceh. Alauddin anak Pultan Perak naik tahta. Bangsa Portugis menghancurkan armada Aceh di Kedah.
Sekitar 1583
Tun Sri Pangkat Darmawangsa alias Iskandar Muda Johan Pahlawan lahir.
1586
Alauddin dibunuh; Ali Riayat Syah (Raja Buyung) naik tahta.
1587
Aceh dan Johor bersekutu. Sementara itu, armada Don Paulo de Lyma menangkap sebuah kapal Aceh dan membebaskan lintasan lewat selat-selat.
28 Juni 1589 M/997 H
Wafatnya Ali Riayat Syah (Raja Buyung) mahkota ditawarkan kepada orang kaya Alauddin Riayat Syah II. Dia merupakan kakek Iskandar Muda.
21 Juni 1599
Kumpulan kapal de Houtman bersaudara berlabuh di pelabuhan Aceh.
1601
Syamsuddin as-Sumatrani mengarang Mirat al Mu’minin.
1602
Utusan Lancaster di Aceh; Perjanjian niaga antara Inggris dan Aceh. Utusan Portugis ke Aceh dan pedagang dari Saint Malo juga ke Aceh.
1603
Makota Raja-raja dikarang.
1604
Sultan Muda memakzulkan ayahnya Alauddin Riayat Syah dan mengambil gelar ‘Ali Ri’ayat Syah.
Sekitar 1605
Wabah busung lapar melanda Aceh.
29 Juni 1606
Bangsa Portugis menyerang Aceh melalui armada Affonse.
1607
Wafatnya Sultan Muda. Iskandar naik tahta, kompilasi tarakata atau perintah raja-raja.
1612
Deli dikepung dan berhasil direbut Sultan Iskandar Muda.
1613
Aru diserang dari laut dan berhasil direbut. Batu Sawar ibu kota Johor diserang. Utusan Best di Aceh dan berhasil meyakinkan Iskandar Muda untuk mendirikan kantor dagang Inggris di Aceh. Pembangunan Dalam (istana) Darud Dunia dan membelokkan arus sungai Darul Isyki (Krueng Daroy).
1614
Sultan Iskandar Muda membangun Masjid Raya Baiturrahman.
1615
Pertempuran tiga hari antara Aceh dengan Portugis di lepas pantai Bintan. Downton ke Aceh.
1617
Aceh menyerang Pahang untuk pertama kalinya.
1618
Pahang diserang untuk kedua kalinya dan direbut. Catatan mengenai Aceh dikarang oleh sastrawan China yang disebut Dong xi yang kao.
1619
Aceh menyerang Kedah untuk pertama kalinya.
1620
Kapal Laksamana de Beaulieu tiba di Aceh. Kedah diserang untuk kedua kalinya.
1624-5 M/1034 H
Aceh menyerang Nias.
November 1629 M/1039 H
Ekspedisi besar Kerajaan Aceh ke Malaka gagal.
24 Februari 1630 M/1039 H
Wafatnya Syekh Syamsuddin. Ia dikubur di Malaka.
1630-1 M/ 1040 H
Ekspedisi Kerajaan Aceh ke Pahang yang memberontak.
1635-6 M
Iskandar Muda mengeluarkan perintah monopoli. Ekspedisi ke Pahang yang memberontak.
27 Desember 1636 M/29 Rajab 1046 H
Wafatnya Iskandar Muda dan Iskandar Tsani naik tahta.
Selengkapnya baca tabloid mingguan The Atjeh Times edisi 31 Desember 2012- 6 Januari 2013 dengan judul cover "Iskandar Muda: Dua Wajah Sang Penakluk."
(sumber : Kerajaan Aceh karya Denys Lombard)