Adat bak Poteumeureuhoem, Hukoem bak Syiah Kuala, Qanun bak Putroe Phang, Reusam bak Lakseumana”~~~~~~~ Adat ban adat, hukom ban hukom, hanjeut meuron-ron krie-krie nyang hawa, watee meupakat adat ngon hukom, nanggroe rukon, hana le goga~~~ Roek ngon bara bak ureung naggroe, pasoe bajoe bak ureung tuha, tameh teungoh bak ulee balang, peutrang puteh itam bak ulama~~~Gaseh keu aneuk beuget tapapah, gaseh keu nangbah beuget tajaga~~~Raseuki deungon tagagah ....Tuah deungon tamita.....Tuah meubagi-bagi.......Raseuki meujeumba-jeumba~~~~~Teupat ke pangkai, akay keu laba~~~ KRAB TAJAK GEUBRIE SITUEK, JAREUNG TADUEK GEUJOK TIKA~~~~~ ASAI CABOK NIBAK KUDE, ASAI PAKE NIBAK SEUNDA ~~~~~~~~ Duek, duek aree, jak, jak langay~~~~Meunyoe ate hana teupeh pade bijeh geupeutaba, tapi meunyoe ate ka teupeh bu leubeh han meuteumeung rasa~~~Jaroe bak langay, mata u pasay~~~Singet bek rhoe beuabeh~~~ Nibak puntong get geunteng, nibak buta get juleng~~~Mate aneuk meupat jeurat, mate adat pat tamita~~~Tameh surang sareng, asay puteng jilob lam bara~~~tameungeuy ban laku tuboh, tapajoh ban laku atra ~~~Uleu beumate, ranteng bek patah~~~Kameng blang pajoh jagong, kameng gampong keunong geulawa~~~lagee manok toh boh saboh, jeut lampoh soh jimeuseurapa, dipinyie jitoh siribee, hana jithee le silingka~~~ lagee bubee duwa jab, keunoe toe keudeh pih rhab~~~bak adat han jikab, bak hukom han ji talum~~~paleh sagoe meuleuhob jurong, paleh gampong tan ureung tuha~~~hak ube jiplueng, bulueng ube jiteuka~~~meunyoe na ate, pade tatob, hana bak droe talakee bak gob~~~rayek rumoh rayek keunaleung, rayek bateueng rayek sawa, rayek pageu rayek beunteueng, rayek ureung rayek keureuja~~~PUTOH NGON MUPAKAT, KUWAT NGON MEUSEURAYA~~~~~~blink>Diet Peugah Duem Peubuet Banja Beusanteut Mukim Siem Tapuga

R a n u b si G a p u e


Assalamu'alaikumwarahmatullah...
Jaroe duablah ateuh jeumala,
Saleum ulon brie keu syedara meutuwah,
Neubrie ya Allah mandum sijahtra...
Amiin Ya Rabbal A'lamiin...

Dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua Pengunjung blog baleeMUKIM. Meski dalam format dan tata saji yang amat sederhana, kami memberanikan diri untuk mendedikasikan blog ini untuk mengawal, mempertahankan dan mengembangkan keberadaan komunitas dan Lembaga Pemerintahan Mukim di Aceh pada umumnya, atau Mukim Siem - Darussalam khususnya.
Kami mengundang pengunjung sekalian agar berkenan berpartisipasi mewujudkan Visi dan Missi dari blog baleeMUKIM ini. Sumbangan pikiran, pendapat, komentar, kritik, saran, dan apapun yang sifatnya konstruktif, merupakan cemeti yang seharusnya mendorong kita untuk lebih maju.
Pengunjung sekalian...sekecil apupun keterlibatan anda dalam upaya pencapaian tujuan mengawal, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi komunitas Mukim di Aceh, menurut kami mesti diapresiasikan sebagai perjuangan menuju kehidupan lebih terhormat dan bermartabat di atas landasan budaya kita sendiri.
Ayo..., lakukan ...!!! Bersama Kita Bisa...!!!

"Rhoek ngen bara bak ureung Nanggroe, Pasoe bajoe bak ureung tuha, Tameh teungoh bak ulee balang, peutrang puteeh itam bak ulama."
Pengunjung sekalian..., mari wujudkan cita-cita besar ini, mulailah dengan sebuah langkah kecil. ingat...!!! Perjalanan ribuan kilometer selalu diawali dengan sebuah langkah kecil...lakukan sekarang...!

Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
teurimong gaseh.
admin.

IkATIMS adakan khitanan massal

Aduh....!!! Saket...!!!
Awas...!!! Hati-hati Bang..!

        
Muda Balia siap dipotong...
                Memanfaatkan momentum liburan Ramadhan Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS) menyelenggarakan kegiatan Khitanan Massal terhadap anak-anak dari keluarga kurang mampu dalam wilayah Mukim Siem.  Kegiatan khitanan yang berlangsung pada hari Ahad, 19 Ramadhan 1431 H atau bertepatan 29 Agustus 2010 H dipusatkan di lingkungan Masjid Jamik Baitul Ahad Mukim Siem Kecamatan Darussalam Aceh Besar. 
       Proses khitanan yang ditangani oleh 4 (empat) orang tenaga medis dari kalangan Ikatims yakni Amirullah Mahmud, Husaini Hasyim, Iskandar Tsani dan Ilham Ali hingga pukul 11.30 siang berhasil meyelesaikan prosesi khitanan 14 orang anak yang dikhususkan untuk anak dari keluarga kurang mampu.  Pelaksanaan kegiatan khitanan Massal di Mukim Siem ini ikut disaksikan oleh dr. H. Syamaun Ibrahim yang juga merupakan salah seorang alumni senior dari Lembaga Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem.  Disamping itu hadir pula pada kesempatan tersebut Direktur Umum Lembaga Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem Drs. Tgk. H. Burhan Ali. 
       Pelaksanaan kegiatan khitanan Massal ini merupakan bentuk kepedulian sosial dari para alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem  terhadap keluarga-keluarga kurang mampu yang ada dilingkugannya.  Dengan kegiatan ini diharapkan dapat membantu meringankan beban biaya para keluarga miskin dalam pelaksanaan khitan terhadap anak-anak mereka. 
       Husaini Hasyim, salah seorang tenaga medis sekaligus koordinator kegiatan menyebutkan pada awalnya kegiatan ini menargetkan 20 orang anak-anak penerima manfaat kegiatan.  Namun hingga saat pelaksanaan kegiatan berakhir  ada beberapa orang yang tidak mengkonfirmasikan kesediaannya untuk ikut dikhitan pada kesempatan tersebut. 
      Husaini menjelaskan juga bahwa kegiatan ini murni kegiatan swadaya dari Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS),  tanpa dukungan atau bantuan dari sponsor manapun.  Oleh sebab itu jumlah penerima manfaat dari kegitan sunatan massal Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS)  pada tahun ini sengaja diseleksi secara ketat, karena keterbataan kemampuan dari alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS).  Oleh sebab itu pada kesempatan yang akan datang beliau mengimbau dan mengharapkan adanya kepedulian dari semua pihak terhadap kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat untuk masyarakat kecil seperti kegiatan khitanan ini.
       Kegiatan Khitanan Massal merupakan salah satu kegiatan prioritas Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS) disamping beberapa kegiatan lainnya seperti Safari Ramadhan, Buka Puasa Bersama, Pelatihan Kader Khatib, Kegiatan Tahsin Qira'ah bagi para Imam dan pembantu Masjid dan Meunasah dalam wilayah Mukim Siem.   Disamping itu Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS), dalam rangka mengisi bulan Ramadhan ini juga merencanakan untuk mengadakan kegiatan Pelatihan Fardhu Kifayah.
       Kegiatan-kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan baik, diantaranya didorong oleh partisipasi aktif dari para alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS),  dan juga dukungan yang sangat berarti dari Ketua Dewan Pimpinan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATMS) Tgk. H. Waisul Qarani Aly.  Sukses untuk IkATIMS, mengabdi tiada henti..!!! (bM) 

Pelatihan Kader Khatib di Masjid Siem

Pelatihan Kader Khatib di Masjid Siem
     Sebagai bentuk partisipasi dalam pembinaan ummat, khususnya untuk menjawab persoalan kelangkaan khatib di wilayah Mukim Siem,  Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS) pada hari Jum'at tanggal 20 Agustus 2010 melaksanakan kegiatan Pelatihan Kader Khatib.  Kegiatan yang diikuti oleh 18 orang peserta itu di buka oleh Bapak Marzuki Muhammad, S.Pd  salah seorang pengurus  Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS).  
     Dalam sambutannya Marzuki Muhammad mengharapkan kepada peserta Pelatihan Khatib ini agar mengikuti pelatihan ini dengan serius dan tekun.  Pelatihan Kader Khatib ini bertujuan untuk melatih generasi muda Mukim Siem dan sekitarnya menjadi khatib yang handal dimasa depan. Sehingga melalui Pelatihan ini diharapkan dapat menjawab persoalan kelangkaan khatib di wilayah Mukim Siem.  
    Kegiatan yang direncanakan berlangsung selama 2 hari ini dilatih oleh Drs. Tgk. Sri Darmawan, seorang khatib dan orator yang telah cukup terkenal di Aceh.  Pelatiahan ini menggunakan pendekatan simulasi Jum'at, dimana peserta digiring seakan-akan berada dalam situasi pelaksanaan Ibadah Jum'at sebenarnya.  Masing-masing peserta diajak untuk langsung tampil dimimbar mepraktekkan khutbah dihadapan halayak lainnya. Kemudian fasilitator menyampaikan komentar-komentar atas penampilan dari masing-masing peserta. 
   Pelatihan Kader Khatib merupakan salah satu kegiatan  Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS) untuk mewarnai bulan Ramadhan tahun 1431 H ini.  Disamping kegiatan ini  Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS), juga mengagendakan beberapa kegiatan lainnya yakni Safari Ramadhan, Pelatihan Fardhu Kifayah, Pelatihan Imam, dan Buka Puasa Bersama.  Kegiatan-kegiatan ini merupakan manifestasi dari komitmen  Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS) untuk terlibat aktif  dalam pembinaan ummat di wilayah Mukim Siem sekitarnya.
    Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS) adalah organisasi yang dibentuk oleh mantan thaliban pada Lembaga Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem yang didirikan oleh Al-Mukarram Abu Muhammad Syam bin Ibrahim di lingkungan Masjid Siem. Lembaga Pendidikan Islam Islam yang didirikan di era tahun 60-an ini memiliki seribuan murid.  Namun di era tahun 90-an keberadaan Lembaga Pendidikan Islam ini semakin meredup seiring dengan semakin senjanya usia  Al-Mukarram Abu Muhammad Syam bin Ibrahim, dan benar-benar pasif ketika beliau berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 15 Desember 1992, meski pernah dicoba teruskan oleh beberapa murid beliau.
   Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS) dideklarasikan pada pada tanggal 20 Syakban 1431 H atau bertepatan dengan 1 Agustus 2010 M dikomandoi oleh Tgk. H. Waisul Qarani Aly, yang juga salah seorang mantan Wakil Pimpinan DPR Aceh.   Ikatan Alumni Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem (IkATIMS) di bawah kepemimpinan beliau bertekat untuk mengaktifkan kembali keberadaan Lembaga Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem. 
   Untuk Mewujudkan keinginan ini telah dibentuk pula pengurus baru Lembaga Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem yang dipimpin oleh Drs. Tgk. H. Burhan Ali. Drs. Tgk. H. Burhan Ali mantan KaKandepag Aceh Besar yang lama nyantri dengan Almukarram Abu Muhammmad Syam yang juga kemenangan beliau dipandang sebagai sosok yang sangat tepat untuk mengusung cita-cita besar mengaktifkan kembali Lembaga Tarbiyah Islamiyah Masjid Siem.  Selamat, semoga berhasil. (bM)

Gaji Presiden SBY dan Presiden Di Dunia Lainnya



                                                                Sumber: IMF dan laporan media.


Pada 5 Juli lalu, Raila Odinga, Perdana Menteri Kenya menolak hadiah dari parlemen negara itu untuk menaikkan gaji. Parlemen menaikkan gaji Odinga menjadi hampir US$430 ribu atau Rp3,8 miliar per tahun, serta menaikkan gaji anggota parlemen menjadi US$161 ribu atau Rp1,4 miliar per tahun.

Jika kenaikan itu disetujui, maka akan menempatkan Odinga di jajaran pemimpin politik dengan bayaran tertinggi di dunia. Yang lebih mengejutkan, meski secara nominal lebih kecil dibandingkan pemimpin negara lain, gaji pokok Odinga tetap paling tinggi jika dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) per penduduk. Gaji Odinga setara dengan 240 kali dari PDB per penduduk.

Dengan perbandingan seperti itu, menurut the economist awal bulan ini, gaji Odinga secara proporsi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan gaji pokok Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. Selain secara nominal sangat tinggi, PM Singapura ini menempati posisi teratas daftar gaji pemimpin di dunia dengan perbandingan 40 kali dari PDB per orang penduduk Singapura. Secara nominal, gaji PM Singapura adalah US$2,18 juta atau hampir Rp20 miliar per tahun.

Gaji pokok pemimpin China dan India, dua negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dunia, malah tergolong di urutan bawah. Gaji pemimpin China sebesar US$10 ribu atau Rp90 juta per tahun, sedangkan India cuma US$4 ribu atau Rp28 juta per tahun sehingga menempatkan Perdana Menteri India sebagai pemimpin yang memperoleh bayaran kecil dari dana pajak masyarakat.

Bagaimana dengan gaji Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Secara nominal, gaji SBY memang lebih kecil dibandingkan dengan PM Singapura, yakni sekitar US$124 ribu atau Rp1,1 miliar per tahun. Gaji tersebut juga lebih rendah dibandingkan gaji Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sebesar US$400 ribu atau Rp2,8 miliar per tahun. Tetapi, jika dibandingkan dengan PDB per orang penduduk Indonesia, maka gaji Yudhoyono akan menempati peringkat terbesar ketiga dunia. Seperti terlihat pada grafik di atas, gaji SBY adalah hampir 30 kali lipat dibandingkan dengan PDB per orang Indonesia.

Kendati demikian, pemerintah berniat menaikkan gaji para petinggi negara, mulai dari Presiden, Menteri, pemimpin lembaga tinggi negara, termasuk anggota DPR. Namun, sejauh ini belum jelas bagaimana kelanjutan dari rencana kenaikan gaji para petinggi negeri Republik tersebut.
 
(sumber: Koran Anak Indonesia) 
 

Ramadhan, Bintang Bola Muslim di La Liga Spanyol Tetap Berpuasa

Belum pernah ada perdebatan seramai bulan Ramadhan tahun ini di Spanyol. Apa pasal? Sejumlah pemain bola Muslim lokal yang menjadi andalan, ternyata menurut pemberitaan media massa, tetap berpuasa meskipun mereka terpilih sebagai pemain di la Liga, sebuah kompetisi sepak bola paling bergengsi di Spanyol.

Awalnya, media massa yang bertiras minim menempatkan head linenya, soal pemain sepak bola Muslim Spanyol yang tetap berpuasa meskipun mempunyai jadwal bertanding. Berita itu kemudian menaikkan tajam tiras media tersebut. Maklum, tahun ini sejumlah pemain bola beragama Islam banyak yang menjadi bintang melebihi tahun-tahun sebelumnya, dalam liga Spanyol.

Di kesebelasan Bercelona, Real Madrid, Spanyol, Sevilla, para bintang sepak bola Muslim menjadi tulang punggung kesebelasan yang sangat diandalkan. Tim sepak bola Bercelona, mempunyai tiga orang pemain kelas internasional yang beragama Islam.
Ditambah lagi pemain Muslim lainnya yang berada di peringkat kedua dan ketiga. Dalam tim Bercelona, ada Yaya Toure asal Prancis yang dalam Eurosport 2005, Toure dinobatkan sebagai pemain sepak bola muda yang paling menjanjikan di dunia. Sejak pertama bergabung dengan Klub Barcelona, Toure tidak menyembunyikan agama yang dianutnya. Ia menyatakan tidak ada kontradiksi antara menjadi pemain sepakbola yang sukses dengan menjadi seorang Muslim yang taat. Ada lagi, Eric Abidal yang dikontrak empat tahun oleh Bercelona. Di tim Spanyol, ada Lilian Thuram yang juga seorang Muslim. Sementara di Real Madrid terdapat bintang bola Muslim bernama Mammadou Diarra.

Inilah yang memunculkan perdebatan di kalangan pecandu dan pengamat bola. Bukan karena agamanya, tapi mereka mempertranyakan tentang stamina para jago bola itu di lapangan bila harus berpuasa. Sebelum ini aa juga perdebatan tentang Eric Abidal, bintang tim Bercelona, karena ia kerap membawa Al-Quran menjelang pertandingan dan terkenal sebagai seorang Muslim yang taat.

Menurut kolumnis Spanyol Philip Fivanco, para bintang bola beragama Islam yang berlaga di La Liga memang menghadapi ujian berat tahun ini. Mereka di satu sisi dikenal sebagai orang yang baik dalam beragama, tapi di sisi lain mereka harus harus bermain profesional yang menuntut maksimal perannya sebagai pemain bola. Tony Tramways, seorang dokter Spanyol, mengatakan beberapa waktu terakhir dirinya telah menerima permintaan dari sejumlah pemimpin tim untuk mengetahui informasi makanan yang baik selama berpuasa di bulan Ramadhan. Tapi permintaan itu tidak disertai uraian latar belakang, apakah itu terkait dengan adanya pemain Muslim yang akan bertanding di bulan Ramadhan atau tidak.

Tim sepak bola Sevilla, yang juga merupakan salah satu tim di La Liga Spanyol, mempunyai cerita sendiri tentang kemenangan yang diperoleh justru ketika bintang mereka yang beragama Islam tetap berpuasa saat bertanding. Adalah Frederick Kanoute tahun lalu tetap yakin dan berusaha puasa di bulan Ramadhan. Justru karena berpuasa itu, Kanoute mendapat support luar biasa dari para penggemarnya, dan dia ternyata mampu bermain bagus dalam kompetisi. Pelatih tim Sevilla mengaku tak mau berdiskusi lagi tentang kuatnya Kanoute dalam menjalankan kewajiban agamanya. Kanoute bahkan diketahui sering mendirikan shalat di ruang ganti pakaian, saat jeda pertandingan. Saat sejumlah orang menggugat sikapnya yang tetap berpuasa dalam pertandingan, dalam sebuah konferensi pers ia menjawab tegas, “Siapa yang tidak mengetahui ajaran Islam, tidak akan tahu bahwa puasa memberi kekuatan, dan bukan kelemahan. ” Setelah itu, tak ada lagi pihak yang mengkritisi Kanouti soal komitmennya menjalankan Islam. (na-str/iol)
Sumber: Eramuslim

Ramadan Mubarak Puasa dan Kepekaan Sosial

Fri, Sep 4th 2009, 10:26

Oleh Ir. H. Basri A. Bakar, M.Si

Pemred Gema Baiturrahman
“Tidak beriman seseorang di antara kamu, sebelum mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari-Muslim).

KETIKA sebuah pabrik terbakar habis, pemiliknya yang sudah berusia lanjut menangis terisak-isak karena merasa sangat kehilangan. Melihat hal itu, salah seorang anaknya menghampiri sang ayah yang menangis tadi dan berusaha menenangkan sambil berkata, “Ayah, mengapa ayah menangis dan sedih? Apakah ayah sudah lupa bahwa pabrik yang terbakar itu sudah kita jual tiga hari lalu?”

Ucapan si anak serta merta menghentikan tangis sang ayah yang memang sudah agak pelupa. Bahkan wahahnya kembali berseri. Jika kita dalam posisi sang ayah tadi, apakah juga akan berhenti menangis ketika mengetahui bahwa musibah demi musibah ternyata tidak menimpa kita, melainkan orang lain? Mungkin jawabannya kebanyakan kita menjawab “ya”, karena pada hahikatnya kita adalah makhluk yang mementingkan diri sendiri.

Sesungguhnya dalam diri manusia terjadi tarik-menarik yang sangat kuat antara dua gaya gravitasi, yakni gravitasi bumi yang selalu menarik pada kenikmatan fisik serta gravitasi langit yang mengajak manusia untuk mendapatkan kenikmatan spiritual. Anehnya, tarik-menarik ini lebih sering dimenangkan oleh gravitasi bumi, karena hal-hal yang bersifat fisik lebih mudah dilihat dan diukur dibandingkan dengan hal-hal yang bersifat spiritual yang serbaabstrak dan tak bisa diraba.

Gravitasi bumi yang sedemikian kuatnya tersebut, hanya dapat dikalahkan jika seseorang menyadari bahwa ia bukanlah makhluk fisik, melainkan makhluk spiritual. Ia menyadari bahwa jasad yang selama ini dibanggakan tak ada gunanya tanpa adanya roh atau nyawa. Oleh karena itu, untuk dapat mengakses gaya gravitasi langit, antara lain, dengan memikirkan tentang nasib orang lain. Walaupun sederhana, namun sangat sulit dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, sebagai manusia normal, banyak orang lebih senang diperhatikan daripada memperhatikan, lebih senang menerima ketimbang memberi. Padahal, Rasulullah bersabda yang artinya,

“Tidak beriman seseorang di antara kamu, sebelum ia mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” Hadis tersebut sebenarnya merupakan pernyataan yang cukup tegas, karena ukuran keimanan seseorang diukur sejauh mana kecintaan dan kasih sayangnya kepada orang lain. Mencintai sesama, terutama golongan yang kurang mampu, akan menimbulkan sebuah pertumbuhan spiritual yang luar biasa di dalam diri seseorang. Ia akan merasakan kenikmatan spiritual yang tiada tara, melalui upaya menyenangkan orang lain.

Puasa yang kita jalankan dengan penuh keikhlasan, justru diharapkan dapat meningkatkan gravitasi langit sekaligus mengurangi gravitasi bumi. Pada gilirannya orang yang berpuasa dilatih menumbuhkan sikap empati terhadap penderitaan orang lain, sehingga lahirlah sikap kedermawanan dalam dirinya, karena ia menyadari bahwa dalam harta yang dimilikinya, ada hak fakir miskin dan orang-orang lain yang wajib dikeluarkan. Allah berfirman dalam Surah Alma’un yang artinya, “Tahukah kamu orang-orang yang mendustakan agama? Itulah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang-orang miskin.”

Seyogianya, melalui puasa timbul kepekaan sosial dalam diri manusia, sehingga angka kemiskinan di Indonesia, khususnya Aceh, semakin menurun. Ini dapat dilihat dari sejauh mana perubahan yang terjadi setelah Ramadan berlalu, apakah seseorang makin merasa belas asih kepada orang-orang yang tak mampu atau justru sebaliknya, semakin tambah kikir dan serakah pada pesona keduniaan? Akankah gravitasi bumi tetap mengalahkan gravitasi langit? Jawabnya terpulang pada pribadi kita masing-masing. (*)

* Pemred Gema Baiturrahman

Meneropong Hikmah Puasa Ramadhan

dikutip dari : pengusahamuslim.com
20 Juli 2010 | 
 
HIKMAH PUASA RAMADHAN

1. Menggapai Derajat Takwa

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183). Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa dan puasa adalah sebab meraih derajat yang mulia ini. Hal ini dikarenakan dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut.

Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima’ dengan istri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat condong dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.

Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah.

Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Dan ketaatan merupakan jalan untuk menggapai takwa.[1] Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa.

2. Hikmah di Balik Meninggalkan Syahwat dan Kesenangan Dunia

Di dalam berpuasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah. Dalam hadits qudsi[2], Allah Ta’ala berfirman,

يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى

“Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku”.[3]

Di antara hikmah meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia ketika berpuasa adalah:

Pertama, dapat mengendalikan jiwa. Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan.

Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah. Apabila seseorang terlalu tersibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lahap, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah. Oleh karena itu, apabila hati tidak tersibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak mengeras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah.

Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang berkecukupan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu.

Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah. Sedangkan setan berada pada jalan darahnya manusia. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ

“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.”[4] Jadi puasa dapat menenangkan setan yang seringkali memberikan was-was. Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian.[5]

3. Mulai Beranjak Menjadi Lebih Baik

Di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan lapar dan dahaga saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”[6]

Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah), dari berbagai perkaataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang sia-sia.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.”[7]

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.”[8] Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.[9] Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita[10] atau dapat pula bermakna kata-kata kotor.[11]

Oleh karena itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya setiap insan menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya karena dia sudah ditempa di madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat. Orang yang dulu malas-malasan shalat 5 waktu seharusnya menjadi sadar dan rutin mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah shalat Jama’ah bagi kaum pria, hendaklah pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid sebagaimana rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan. Begitu pula dalam bulan Ramadhan banyak wanita muslimah yang berusaha menggunakan jilbab yang menutup diri dengan sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya hal ini tetap dijaga.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

“(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.”[12]

Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu tertentu saja. Jadi, ibadah shalat 5 waktu, shalat jama’ah, shalat malam, gemar bersedekah dan berbusana muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman. Namun sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama seringkali mengatakan, “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja.”

Ingatlah pula pesan dari Ka’ab, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lantas terbetik dalam hatinya bahwa setelah lepas dari Ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).”[13]

4. Kesempatan untuk Saling Berkasih Sayang dengan Si Miskin dan Merasakan Penderitaan Mereka

Puasa akan menyebabkan seseorang lebih menyayangi si miskin. Karena orang yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebagian waktunya. Keadaan ini pun ia rasakan begitu lama. Akhirnya ia pun bersikap lemah lembut terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka. Dengan sebab inilah ia mendapatkan balasan melimpah dari sisi Allah.

Begitu pula dengan puasa seseorang akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang penuh kekurangan. Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga sebagaimana yang dirasakan oleh mereka-mereka tadi. Inilah yang menyebabkan derajatnya meningkat di sisi Allah.[14]

Inilah beberapa hikmah syar’i yang luar biasa di balik puasa Ramadhan. Oleh karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya. Sebagian ulama mengatakan, “Para salaf biasa berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Dan 6 bulan sisanya mereka berdoa agar amalan-amalan mereka diterima”.[15]

Hikmah Puasa yang Keliru

Adapun hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebagian kalangan bahwa puasa dapat menyehatkan badan (seperti dapat menurunkan bobot tubuh, mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko diabetes[16]), maka itu semua adalah hikmah ikutan saja[17] dan bukan hikmah utama. Sehingga hendaklah seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan hikmah syar’i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk mengharapkan nikmat sehat semata. Karena jika niat puasanya hanya untuk mencapai kenikmatan dan kemaslahatan duniawi, maka pahala melimpah di sisi Allah akan sirna walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat sehat yang dia cari-cari.

Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (Qs. Asy Syuraa: 20)

Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Orang yang gemar berbuat riya’ akan diberi balasan kebaikan mereka di dunia. Mereka sama sekali tidak akan dizholimi. Namun ingatlah, barangsiapa yang melakukan amalan puasa, amalan shalat atau amalan shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Akan tetapi, amalannya akan lenyap di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”.”[18]

Sehingga yang benar, puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah ikutan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari. Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari. Ingatlah selalu nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ

“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”[19]

Adapun hadits yang mengatakan,

صُوْمُوْا تَصِحُّوْا

“Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat.” Perlu diketahui bahwa hadits semacam ini adalah hadits yang lemah (hadits dho’if) menurut ulama pakar hadits.[20]

Semoga kita bisa menarik hikmah berharga di balik puasa kita di bulan penuh kebaikan, bulan Ramadhan.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Dipublikasikan oleh: PengusahaMuslim.Com

[1] Taisir Karimir Rahman, hal. 86.
[2] Hadits qudsi adalah hadits yang maknanya dari Allah Ta’ala, lafazhnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[3] HR. Muslim no. 1151
[4] HR. Bukhari no. 7171 dan Muslim no. 2174
[5] Disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 276-277.
[6] HR. Ahmad 2/373. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid.
[7] HR. Bukhari no. 1903.
[8] HR. Ibnu Khuzaimah 3/242. Al A’zhomi mengatakan bahwa sanad hadits tersebut shahih.
[9] Perkataan Al Akhfasy, dinukil dari Fathul Bari, 2/414.
[10] Perkataan Al Azhari, dinukil dari Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 5/114, 9/119.
[11] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 9/119.
[12] HR. Muslim no. 782.
[13] Lathoif Al Ma’arif, 378.
[14] Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 2/9906
[15] Lathoif Al Ma’arif, 369
Lihat http://swaramuslim.net
[17] Lihat Tafsir Al Qur’an Al Karim Surat Al Baqoroh, 1/317.
[18] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/422.
[19] HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini dalam Tuhfatul Ahwadzi, 7/139-140.
[20] Al Hafzih Al ‘Iroqiy dalam Takhrij Al Ihya’ (5/453) mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Awsath, Abu Nu’aim dalam Ath Thib An Nabawiy dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah (dho’if). Syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Hadits Adh Dho’ifah no. 253 mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah)

Jadwal Shalat