memang telah menjadi tekad bulat segenap rakyat dan pemerintah di negeri ini. Untuk mewujudkan keinginan tersebut secara umum ditempuh melalui dua cara yakni intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.
Guna merealisasikan kemandirian pangan, maka keberadaan suprastruktur dan infrastruktur pertanian menjadi tuntutan yang tidak dapat dielakkan, dalam hal ini misalnya keberadaan irigasi dan saluran irigasi. Dengan adanya irigasi dan saluran irigasi yang meyangkau area persawahan rakyat, maka diyakini akan mampu mendongkrak tingkat produksi pertanian masyarakat. Selanjutnya keberhasilan inin diharapkan juga akan mampu mempertinggi tingkat kesjahteraan masyarakat yang sebahagian besar justru berprofesi sebagai petani.
Adalah merupakan pemandangan yang kontradiktif dengan keinginan tersebut di atas, ketika kita melongok kesalah satu kawasan persawahan di Aceh Besar, tepatnya di gampong Lamreh Mukim Siem Kecamatan Darussalam. Buruknya infrastruktur pertanian di kawasan ini mengakibatkan masyrakat di sana tidak bisa mengolah lahan pertanian secara maksimal. Pada musim kemarau lahan persawahan ini menjadi sangat kering, sebaliknya pada musim penghujan area persawahan ini justru menjadi kawasan genangan air. Pemandangannya bagai di tepi sebuah abeuk (danau) saja. (lihat foto)
R a n u b si G a p u e
Assalamu'alaikumwarahmatullah...
Jaroe duablah ateuh jeumala,
Saleum ulon brie keu syedara meutuwah,
Neubrie ya Allah mandum sijahtra...
Amiin Ya Rabbal A'lamiin...
Dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua Pengunjung blog baleeMUKIM. Meski dalam format dan tata saji yang amat sederhana, kami memberanikan diri untuk mendedikasikan blog ini untuk mengawal, mempertahankan dan mengembangkan keberadaan komunitas dan Lembaga Pemerintahan Mukim di Aceh pada umumnya, atau Mukim Siem - Darussalam khususnya.
Kami mengundang pengunjung sekalian agar berkenan berpartisipasi mewujudkan Visi dan Missi dari blog baleeMUKIM ini. Sumbangan pikiran, pendapat, komentar, kritik, saran, dan apapun yang sifatnya konstruktif, merupakan cemeti yang seharusnya mendorong kita untuk lebih maju.
Pengunjung sekalian...sekecil apupun keterlibatan anda dalam upaya pencapaian tujuan mengawal, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi komunitas Mukim di Aceh, menurut kami mesti diapresiasikan sebagai perjuangan menuju kehidupan lebih terhormat dan bermartabat di atas landasan budaya kita sendiri.
Ayo..., lakukan ...!!! Bersama Kita Bisa...!!!
"Rhoek ngen bara bak ureung Nanggroe, Pasoe bajoe bak ureung tuha, Tameh teungoh bak ulee balang, peutrang puteeh itam bak ulama."
Pengunjung sekalian..., mari wujudkan cita-cita besar ini, mulailah dengan sebuah langkah kecil. ingat...!!! Perjalanan ribuan kilometer selalu diawali dengan sebuah langkah kecil...lakukan sekarang...!
Wassalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
teurimong gaseh.
admin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
ureung saba luwah lampoh peng sireubee tinggai sireutoh Hadih Maja atau Nariet Maja adalah ungkapan bijak warisan indatu tentan...
-
Menurut UU Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Aceh, Pemerintah Gampong adalah strata pemerintahan terendah di bawah Mukim. Secara nasi...
-
Berikut saya sajikan kepada pengunjung blogspot BaleeMukim, Qanun Aceh Nomor 10 tahun 2008 tentang Lembaga Adat, selamat melumatkannya, semo...
-
QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KEHIDUPAN ADAT DAN ADAT ISTIADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUA...
-
Pejuang Aceh Tempo Doeloe Republika - Jumat, 28 Januari REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM--Apa kaitan antara Aceh dan Afghanistan? Selai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar