
Keberadaan sarana jalan merupakan kebutuhan penting yang tidak dapat dielakkan di dalam kehidupan masyarakat dewasa ini. Baiknya sarana jalan memiliki dampak multidimensi terhadap kemajuan suatu masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan sarana jalan ikut mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat.
Ringkasnya keberadaan sarana jalan yang memadai sangat mempengaruhi perkembangan, pembangunan dan pertumbuhan suatu kawasan. Berpijak pada keyakinan ini, maka Pemerintah pada semua levelnya senantiasa menjadikan pembangunan sarana jalan sebagai salah satu perioritas utamanya. Hampir saja pembangunan sarana jalan menjadi indikator kebehasilan pembangunan di suatu daerah. Pada prinsipnya keyakinan di atas juga sangat sejalan dengan aspirasi yang berkembang di level masyarakat. Masyarakat akan sangat bahagia jika di lingkungan mereka tersedia sarana jalan yang baik. Sebaliknya masyarakat akan sangat berduka, ketika keberadaan sarana jalan di lingkungan tempat mereka tinggal tidak atau kurang memadai.
Ilustrasi seperti yang terambar di atas, persis seperti yang di alami oleh masyarakat khususnya yang ber
domisili di empat gampong dalam wilayah Mukim Siem Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Kondisi Jalan sepanjang 3,5 KM yang melintasi empat Gampong dalam wilayah Mukim Siem, masing-masing Gampong Lamklat, Gampong Lam Asan, Gampong Lamreh dan Gampong Siem, benar-benar sangat menggenaskan. Pemandangan ini dapat terlihat dengan kasat mata, dari banyak kubangan jalan di sepanjang jalan tersebut. Pada musim penghujan keadaan jalan di kawasan ini menjadi semakin parah dengan banyaknya genangan air di tengah jalan. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu kenyamanan masyarakat pengguna jalan. Apalagi pengguna jalan dari kalangan anak-anak yang setiap harinya melintasi jalan ini menuju sekolah-sekolah mereka.
Perlu kami jelaskan bahwa jalan yang melintasi keempat gampong tadi, tidak pernah diperbaiki lagi sejak empatbelas tahun terakhir. Setelah dilakukan pekerjaan pemadatan dan pengaspalan (dengan menggunakan “aspal goreng” istilah Masyarakat) pada kira-kira tahun 1995, maka badan jalan ini tidak pernah mengalami perbaikan lagi. Keadaan sebahagian besar badan jalan yang melintasi gampong tersebut, tidak lagi dalam keadaan teraspal tetapi sudah berupa lapisan tanah. Hal inilah yang menyebabkan ketika musim hujan lintasan jalan tersebut menjadi berlumpur.
Pemandangan ini bagai mengabadikan sebuah potret buram buruknya atau rendahnya perhatian Pemegang Kebijakan di Aceh terhadap pembangunan fasilitas umum. Pemegang kebijakan di Aceh seakan tak peduli dengan berbagai persoalan di tengah masyarakat, mareka bagai membiarkan masyarakat hidup dalam kesusahan, ditengah-tengah melimpahnya anggaran pembangunan di Aceh. Sebaliknya mereka cendrung asik memperkaya diri sendiri atau bersenang-senang dengan uang rakyat, misalnya dengan kegiatan jalan-jalan atau shoping ke luar negeri dengan mengatas namakan program studi banding. Yaa...ini adalah realitas yang amat memilukan....
aslmm. pak mukim yth,,,
BalasHapusjadi kiban teuman jalan geutanyoe nyan, pu ta puegot???
nyoe han ek ta eu le,,
peu ta yu meu ue(bajak sawah)
aslmu`alaikum..
BalasHapusnyan peu foto jalan, peu foto kubang?
kiban cara ta pike bek na le kubang (honda) di jalanan mukim siem?
treng kaseh?("_")