Mon, Jul 12th 2010, 11:57
Terungkap Saat Membesuk Amrul
BANDA ACEH
- Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menjenguk Muhammad Amrul (12) di Kamar
Isolasi I, Ruang Jeumpa I Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin
(RSUZA) Banda Aceh, Minggu (11/7) sore. Saat membesuk bocah yang
dibakar ayahnya lantaran mengambil Rp 20.000 uang ayahnya itu, Gubernur
Irwandi marah kepada dokter di RSUZA.
Pemicu marahnya Irwandi, karena keluarga Amrul mengaku diharuskan dokter membeli obat hingga Rp 1.600.000. Padahal, Amrul terdaftar sebagai pasien kurang mampu yang mestinya ditanggung Pemerintah Aceh lewat program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA).
Irwandi didampingi istrinya, Darwati A Gani, tiba di Kamar Isolasi I sekitar pukul 17.45 WIB kemarin. Sebelum berkunjung, ia mengabari Serambi bahwa sangat berduka dan prihatin atas derita yang dialami Amrul. Irwandi yang baru tiba dari Jakarta mengaku tak habis pikir mengapa ada ayah yang setega itu menjatuhkan hukuman atas keteledoran anaknya yang belum dewasa.
Begitu tiba di ruang perawatan Amrul, Gubernur Irwandi awalnya bicara biasa saja dengan Amrul seputar kejadian yang menimpanya. Amrul yakin peristiwa itu terjadi akibat ayahnya, Mahyeddin Abubakar (43), sangat emosi lantaran dia mengambil uang ayahnya Rp 20.000, hasil penjualan ikan. Namun, Amrul mengaku tidak marah, apalagi dendam pada sang ayah. Alasannya, sebelum kejadian itu, Mahyeddin yang bekerja sebagai nelayan justru sangat menyayangi Amrul. “Ayah sangat sayang pada saya,” ucapnya singkat.
Usai mendengar cerita mengenai peristiwa langka itu, Gubernur Irwandi bertanya mengenai proses pengobatan anaknya kepada ibu Amrul, Nurleila. Menurut perempuan itu, Amrul dirujuk dari Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Lhokseumawe ke RSUZA pada Rabu (7/7). Kini kondisi anak itu makin membaik setelah dioperasi oleh dokter bedah, dr Bismedi, Jumat (9/7).
Setelah mendengar penjelasan singkat Nurleila, Gubernur Irwandi pun menukas, “Berobat menggunakan JKA kan? Tidak ada yang bayar kan?” Nurleila tidak langsung menjawab pertanyaan beruntun dari orang nomor satu Aceh itu. Tapi Nurleila kemudian berterus terang bahwa pascaoperasi Amrul, dia harus membeli obat. Namun, Nurleila meminta kakaknya saja yang menjelaskan hal itu kepada Gubernur Irwandi, karena kakaknya yang dimintai tolong untuk membeli obat.
“Ya menggunakan JKA, tapi kemarin kami harus membeli obat sampai Rp 1.600.000. Yang paling mahal justru cairan untuk infus luka, yaitu Rp 1.200.000. Orang apotek di sekitar rumah sakit ini meminta kami membayarnya tunai, karena menurut mereka obat-obat tersebut tidak ditanggung JKA,” kata kakak Nurleila.
Gubernur marah
Mendengar penjelasan itu, Gubernur Irwandi spontam marah. Ia menyesalkan kebijakan dokter di RSUZA yang telah mengharuskan keluarga miskin, seperti halnya ibu Amrul, menebus obat dengan uang sendiri secara tunai. Lalu Irwandi memerintahkan ajudannya memanggil Direktur RSUZA, dr Taufik Mahdi SpOG. Tak sampai 15 menit berselang, Taufik Mahdi pun tiba di ruangan itu. “Bagaimana ini kok pasien JKA masih dibebankan membeli obat,” tanya Irwandi pada Taufik.
Irwandi kemudian mempersilakan kakak Nurleila menceritakan hal-ikhwal sehingga keluarga pasien itu harus membeli obat Rp 1.600.000. Semua diceritakan rinci, namun kakak Nurleila tak bisa menunjukkan kuitansi karena dikantongi abang Amrul yang sedang tidak berada di RSUZA itu sore kemarin.
Kemudian Taufik memanggil seorang perawat. “Ibu ceritakan semua, tak perlu takut, saya direktur di rumah sakit ini. Tidak ada yang bayar, semua ditangung Pemerintah Aceh melalui JKA. Nanti uang yang telah Ibu keluarkan harus diganti,” tandas Taufik. Kemudian, Taufik juga memanggil Kepala Ruangan Jeumpa I. Dari penjelasan Kepala Ruangan Jeumpa I itu, menurut Taufik, ternyata Dokter Bismedi, spesialis bedah yang menangani Amrul memasukkan obat-obat paten untuk Amrul.
“Semestinya obat paten itu digunakan jika obat biasa tidak mempan. Selain itu, penggunaan obat paten harus sepengetahun Komite Medik RSUZA, tapi kenyataannya penggunaan obat ini tanpa sepengetahuan saya. Penggunaan obat paten ini pun, kalau tidak ada di apotek yang telah ditunjuk, maka biayanya juga ditanggung Pemerintah Aceh,” jelas Taufik.
Menurut Taufik, sejak pemberlakuan JKA, 1 Juni 2010, untuk penanganan obat ada di Instalasi Farmasi RSUZA. Selain itu, RSUZA juga telah bekerja sama dengan apotek di sekitar RSUZA, yakni Kimia Farma, Citra Husada, dan Meurasi. “Jadi, semua obat itu memang ditanggung dalam JKA, bahkan ada tiga pasien jantung yang kami rujuk ke RS Harapan dan RSCM Jakarta, sampai tiket pesawatnya pun ditanggung dalam JKA. Begitu juga tiga pasien tumor yang dirujuk ke RS Adam Malik ikut ditanggung tiket busnya,” jelas Taufik.
Mendengar semua penjelasan itu, Gubernur Irwandi meminta dr Tufik dalam waktu dekat mengumpulkan para dokter RSUZA untuk kembali memperjelas komitmen mengenai JKA. Irwandi menduga, pasien JKA yang diminta membeli obat dengan uang sendiri tak hanya dialami keluarga Amrul, namun juga pasien lainnya di RSUZA. Dugaan Irwandi ternyata betul, sebab dalam waktu singkat bermunculan keluarga pasien lainnya di rumah sakit rujukan tingkat provinsi itu untuk menyampaikan keluhan serupa. Selain kepada keluarga Amrul, Irwandi juga menyerahkan santunan alakadar kepada setiap keluarga pasien yang mengeluh langsung kepadanya.
Kondisi Amrul
Sebelumnya, saat Gubernur Irwandi belum datang membesuk Amrul, Nurleila kepada Serambi mengakui bahwa kondisi anaknya yang dibakar suaminya itu makin membaik. Namun, kemarin bocah itu hampir seharian tak bisa tidur. Dia lebih sering menangis karena tahu ayahnya sudah ditangkap polisi. Menurut Nurleila, sebelum suaminya ditangkap, Amrul mengaku bermimpi tentang ayahnya yang datang ke RSUZA untuk meminta maaf padanya. “Bek le neu cerita nyan (Jangan lagi cerita itu -red),” kata Amrul kepada ibunya, sambil menangis terisak-isak.
Tergolong berat
Dokter Bismedi, tadi malam membalas sms Serambi. Dia mengatakan fase syok pada pasien Amrul sudah teratasi, tapi luka bakarnya tergolong berat. Luasnya mencapai 36 persen dan sebagian besar grade III. “Hari Jumat lalu sudah dilakukan operasi debridement, pembersihan jaringan kulit yang terbakar. Operasinya bertahap. Insya Allah besok (hari ini -red) kembali dioperasi tahap kedua,” jelas Bismedi.
Ditanya mengapa meresepkan obat di luar tanggungan JKA, sehingga keluarga Amrul harus membelinya, Bismedi mengaku tak tahu persis obat yang mana. “Katanya obat plasmanat semacam cairan infus berguna untuk me-maintanance kondisi hemodinamik yang stabil. Setahu saya obat itu ada dalam Jamkesmas, tapi saya tidak tahu bahwa plasmanat itu tidak ditanggung dalam JKA,” demikian dr Bismedi. (sal)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
Pemicu marahnya Irwandi, karena keluarga Amrul mengaku diharuskan dokter membeli obat hingga Rp 1.600.000. Padahal, Amrul terdaftar sebagai pasien kurang mampu yang mestinya ditanggung Pemerintah Aceh lewat program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA).
Irwandi didampingi istrinya, Darwati A Gani, tiba di Kamar Isolasi I sekitar pukul 17.45 WIB kemarin. Sebelum berkunjung, ia mengabari Serambi bahwa sangat berduka dan prihatin atas derita yang dialami Amrul. Irwandi yang baru tiba dari Jakarta mengaku tak habis pikir mengapa ada ayah yang setega itu menjatuhkan hukuman atas keteledoran anaknya yang belum dewasa.
Begitu tiba di ruang perawatan Amrul, Gubernur Irwandi awalnya bicara biasa saja dengan Amrul seputar kejadian yang menimpanya. Amrul yakin peristiwa itu terjadi akibat ayahnya, Mahyeddin Abubakar (43), sangat emosi lantaran dia mengambil uang ayahnya Rp 20.000, hasil penjualan ikan. Namun, Amrul mengaku tidak marah, apalagi dendam pada sang ayah. Alasannya, sebelum kejadian itu, Mahyeddin yang bekerja sebagai nelayan justru sangat menyayangi Amrul. “Ayah sangat sayang pada saya,” ucapnya singkat.
Usai mendengar cerita mengenai peristiwa langka itu, Gubernur Irwandi bertanya mengenai proses pengobatan anaknya kepada ibu Amrul, Nurleila. Menurut perempuan itu, Amrul dirujuk dari Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Lhokseumawe ke RSUZA pada Rabu (7/7). Kini kondisi anak itu makin membaik setelah dioperasi oleh dokter bedah, dr Bismedi, Jumat (9/7).
Setelah mendengar penjelasan singkat Nurleila, Gubernur Irwandi pun menukas, “Berobat menggunakan JKA kan? Tidak ada yang bayar kan?” Nurleila tidak langsung menjawab pertanyaan beruntun dari orang nomor satu Aceh itu. Tapi Nurleila kemudian berterus terang bahwa pascaoperasi Amrul, dia harus membeli obat. Namun, Nurleila meminta kakaknya saja yang menjelaskan hal itu kepada Gubernur Irwandi, karena kakaknya yang dimintai tolong untuk membeli obat.
“Ya menggunakan JKA, tapi kemarin kami harus membeli obat sampai Rp 1.600.000. Yang paling mahal justru cairan untuk infus luka, yaitu Rp 1.200.000. Orang apotek di sekitar rumah sakit ini meminta kami membayarnya tunai, karena menurut mereka obat-obat tersebut tidak ditanggung JKA,” kata kakak Nurleila.
Gubernur marah
Mendengar penjelasan itu, Gubernur Irwandi spontam marah. Ia menyesalkan kebijakan dokter di RSUZA yang telah mengharuskan keluarga miskin, seperti halnya ibu Amrul, menebus obat dengan uang sendiri secara tunai. Lalu Irwandi memerintahkan ajudannya memanggil Direktur RSUZA, dr Taufik Mahdi SpOG. Tak sampai 15 menit berselang, Taufik Mahdi pun tiba di ruangan itu. “Bagaimana ini kok pasien JKA masih dibebankan membeli obat,” tanya Irwandi pada Taufik.
Irwandi kemudian mempersilakan kakak Nurleila menceritakan hal-ikhwal sehingga keluarga pasien itu harus membeli obat Rp 1.600.000. Semua diceritakan rinci, namun kakak Nurleila tak bisa menunjukkan kuitansi karena dikantongi abang Amrul yang sedang tidak berada di RSUZA itu sore kemarin.
Kemudian Taufik memanggil seorang perawat. “Ibu ceritakan semua, tak perlu takut, saya direktur di rumah sakit ini. Tidak ada yang bayar, semua ditangung Pemerintah Aceh melalui JKA. Nanti uang yang telah Ibu keluarkan harus diganti,” tandas Taufik. Kemudian, Taufik juga memanggil Kepala Ruangan Jeumpa I. Dari penjelasan Kepala Ruangan Jeumpa I itu, menurut Taufik, ternyata Dokter Bismedi, spesialis bedah yang menangani Amrul memasukkan obat-obat paten untuk Amrul.
“Semestinya obat paten itu digunakan jika obat biasa tidak mempan. Selain itu, penggunaan obat paten harus sepengetahun Komite Medik RSUZA, tapi kenyataannya penggunaan obat ini tanpa sepengetahuan saya. Penggunaan obat paten ini pun, kalau tidak ada di apotek yang telah ditunjuk, maka biayanya juga ditanggung Pemerintah Aceh,” jelas Taufik.
Menurut Taufik, sejak pemberlakuan JKA, 1 Juni 2010, untuk penanganan obat ada di Instalasi Farmasi RSUZA. Selain itu, RSUZA juga telah bekerja sama dengan apotek di sekitar RSUZA, yakni Kimia Farma, Citra Husada, dan Meurasi. “Jadi, semua obat itu memang ditanggung dalam JKA, bahkan ada tiga pasien jantung yang kami rujuk ke RS Harapan dan RSCM Jakarta, sampai tiket pesawatnya pun ditanggung dalam JKA. Begitu juga tiga pasien tumor yang dirujuk ke RS Adam Malik ikut ditanggung tiket busnya,” jelas Taufik.
Mendengar semua penjelasan itu, Gubernur Irwandi meminta dr Tufik dalam waktu dekat mengumpulkan para dokter RSUZA untuk kembali memperjelas komitmen mengenai JKA. Irwandi menduga, pasien JKA yang diminta membeli obat dengan uang sendiri tak hanya dialami keluarga Amrul, namun juga pasien lainnya di RSUZA. Dugaan Irwandi ternyata betul, sebab dalam waktu singkat bermunculan keluarga pasien lainnya di rumah sakit rujukan tingkat provinsi itu untuk menyampaikan keluhan serupa. Selain kepada keluarga Amrul, Irwandi juga menyerahkan santunan alakadar kepada setiap keluarga pasien yang mengeluh langsung kepadanya.
Kondisi Amrul
Sebelumnya, saat Gubernur Irwandi belum datang membesuk Amrul, Nurleila kepada Serambi mengakui bahwa kondisi anaknya yang dibakar suaminya itu makin membaik. Namun, kemarin bocah itu hampir seharian tak bisa tidur. Dia lebih sering menangis karena tahu ayahnya sudah ditangkap polisi. Menurut Nurleila, sebelum suaminya ditangkap, Amrul mengaku bermimpi tentang ayahnya yang datang ke RSUZA untuk meminta maaf padanya. “Bek le neu cerita nyan (Jangan lagi cerita itu -red),” kata Amrul kepada ibunya, sambil menangis terisak-isak.
Tergolong berat
Dokter Bismedi, tadi malam membalas sms Serambi. Dia mengatakan fase syok pada pasien Amrul sudah teratasi, tapi luka bakarnya tergolong berat. Luasnya mencapai 36 persen dan sebagian besar grade III. “Hari Jumat lalu sudah dilakukan operasi debridement, pembersihan jaringan kulit yang terbakar. Operasinya bertahap. Insya Allah besok (hari ini -red) kembali dioperasi tahap kedua,” jelas Bismedi.
Ditanya mengapa meresepkan obat di luar tanggungan JKA, sehingga keluarga Amrul harus membelinya, Bismedi mengaku tak tahu persis obat yang mana. “Katanya obat plasmanat semacam cairan infus berguna untuk me-maintanance kondisi hemodinamik yang stabil. Setahu saya obat itu ada dalam Jamkesmas, tapi saya tidak tahu bahwa plasmanat itu tidak ditanggung dalam JKA,” demikian dr Bismedi. (sal)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.
DEKLARASI PERANG PENEGAKKAN DINUL ISLAM
BalasHapusDISELURUH DUNIA
Bismillahir Rahmanir Rahiim
Dengan Memohon Perlindungan dan Izin
Kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
Rabb Pemelihara dan Penguasa Manusia,
Raja Manusia yang Berhak Disembah Manusia.
Rabb Pemilik Tentara Langit dan Tentara Bumi
Pada Hari Ini : Yaumul Jum'ah 6 Jumadil Akhir 1436H
Markas Besar Angkatan Perang
Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Mengeluarkan Pengumuman kepada
1. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di benua Afrika
2. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di benua Eropa
3. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di benua Asia
4. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di benua Asia Tenggara
5. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di benua Amerika
6. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di benua Australia
7. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di Kutup Utara
8. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) yang hidup di Kutup Selatan
9. Seluruh Ummat Islam (Bangsa Islam) diseluruh Dunia
PENGUMUMAN DEKLARASI PERANG SEMESTA
Terhadap Seluruh Negara yang Tidak
Menggunakan Hukum Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.
Perang Penegakkan Dinuel Islam ini Berlaku disemua Pelosok Dunia.
MULAI HARI INI
YAUMUL JUM'AH 6 JUMADIL AKHIR 1436H
BERLAKULAH PERANG AGAMA
BERLAKULAH PERANG DINUL ISLAM DAN DINUL BATHIL
BERLAKULAH HUKUM PERANG ISLAM DISELURUH DUNIA
MEMBUNUH DAN TERBUNUH FISABILILLAH
"Dan BUNUHLAH mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan USIRLAH mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.”
(Q.S: al-Baqarah: 191-193).
BUNUH SEMUA TENTARA , POLISI, INTELIJEN , MILISI SIPIL ,HAKIM DAN
BUNUH SEMUA PEJABAT SIPIL Pemerintah Negara Yang Memerintah dengan Hukum Buatan Manusia (Negara Kufar).
BUNUH SEMUA MEREKA-MEREKA MENDUKUNG NEGARA-NEGARA KUFAR DAN MELAKUKAN PERMUSUHAN TERHADAP ISLAM.
JANGAN PERNAH RAGU MEMBUNUH MEREKA sebagaimana mereka tidak pernah ragu untuk MEMBUNUH, MENGANIAYA DAN MEMENJARAKAN UMMAT ISLAM YANG HANIF.
INTAI, BUNUH DAN HANCURKAN Mereka ketika mereka sedang ada dirumah mereka jangan diberi kesempatan lagi.
GUNAKAN SEMUA MACAM SENJATA YANG ADA DARI BOM SAMPAI RACUN YANG MEMATIKAN.
JANGAN PERNAH TAKUT KEPADA MEREKA, KARENA MEREKA SUDAH SANGAT KETERLALUAN MENENTANG ALLAH AZZIZUJ JABBAR , MENGHINA RASULULLAH SAW, MENGHINA DAN MEMPERBUDAK UMMAT ISLAM.
BIARKAN MEREKA MATI SEPERTI KELEDAI KARENA MEREKA ADALAH THOGUT DAN PENYEMBAH THOGUT
HANCURKAN LULUHKAN SEMUA PENDUKUNG PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA KUFAR
DARI HULU HINGGA HILIR
HANYA SATU UNTUK KATA UNTUK BERHENTI PERANG,
MEREKA MENYERAH DAN MENJADI KAFIR DZIMNI.
DAN BERDIRINYA KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH.
KHALIFAH IMAM MAHDI.
Kemudian jika mereka berhenti dari memusuhi kamu, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan sehingga ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.
Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu),
maka tidak ada permusuhan (lagi),
kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
Al-Baqarah : 192-193
SAMPAIKAN PESAN INI KESELURUH DUNIA,
KEPADA SEMUA ORANG YANG BELUM TAHU ATAU BELUM MENDENGAR
MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
PANGLIMA ANGKATAN PERANG PANJI HITAM
Kolonel Militer Syuaib Bin Sholeh